Pada tanggal 3 Mei 2024, Masterplandesa.com bekerja sama dengan Bina Swadaya mengadakan webinar bertema “Menguatkan Pangan Nasional Dari Desa”. Tujuan utama webinar ini adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya pertanian di tingkat desa dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Webinar ini dihadiri oleh para pemateri antara lain:

  1. Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc. – Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
  2. Kuntoro Boga Andri, S.P, M.Agr, Ph.D – Kepala Biro Humas & Informasi Publik Kementerian Pertanian.
  3. Kustiwa Adinata – Ketua Jaringan Masyarakat Tani Indonesia (JAMTANI).

Pada sesi pengantar terdapat tantangan dan peluang yaitu pertumbuhan sektor pertanian yang rendah pada tahun 2023, disertai dengan bantalan resesi selama pandemi Covid-19, menimbulkan kekhawatiran akan ketahanan pangan nasional. Angka kemiskinan yang turun belum mampu mengatasi masalah ketimpangan pendapatan, terutama di pedesaan. Dalam konteks ini, webinar mengulas perubahan sosial dan demografi, serta ancaman seperti oversupply pada tanaman tertentu dan dampak bencana iklim terhadap produksi pangan.

Logistik menjadi kunci dalam memastikan distribusi pangan merata ke seluruh pelosok desa, menghindari kenaikan harga dan kelangkaan. Selain itu, diperlukan perubahan dalam konsep ketahanan pangan, dari berbasis produksi sendiri dan impor menjadi lebih inklusif dengan memperhatikan aspek logistik, distribusi, dan informasi. Beberapa ancaman bencana iklim terhadap produksi pangan, seperti banjir rob, mengancam produksi pangan di beberapa wilayah. Misalnya, di Cilacap diprediksi akan mengalami tenggelam pada tahun 2050 akibat banjir rob. Hal ini menunjukkan perlunya adaptasi dan mitigasi dalam praktik pertanian untuk menghadapi perubahan lingkungan.

Beberapa tantangan dalam produksi pangan mencakup keterbatasan lahan, penggunaan pestisida dan pupuk sintetis yang berlebihan, serta mahalnya input produksi yang tidak sebanding dengan harga jual hasil pertanian. Selain itu, alih fungsi lahan dari sektor pertanian ke sektor lain juga menjadi masalah serius. Strategi untuk membangun produksi pangan yaitu diperlukan pendekatan yang holistik. Hal ini mencakup pembangunan peta risiko desa, peningkatan kesadaran dan kapasitas petani, pengembangan modifikasi teknologi pertanian, dan program swasembada pupuk melalui produksi briket organik di desa-desa. Perubahan kebijakan pangan ke depan harus mengutamakan pembangunan pertanian dan pedesaan sebagai tumpuan penguatan pangan nasional dan daerah. Peningkatan produktivitas, diversifikasi produksi, dan aksesibilitas pangan harus menjadi fokus utama.

Dalam sesi diskusi, para peserta menyoroti berbagai aspek seperti pembentukan harga pangan, skala riset dalam jumlah besar, penekanan biaya produksi pertanian, dan krisis regenerasi petani. Para pemateri memberikan jawaban dan solusi yang konkret serta menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam mendorong perubahan positif di sektor pertanian.

Kesimpulan yang dapat diambil dari Webinar “Menguatkan Pangan Nasional Dari Desa” menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Dengan menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada, bersama-sama kita dapat membangun sistem pertanian yang berkelanjutan dan mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. (MAA)