Webinar Masterplan Desa seri ke-31 adalah seri webinar yang diselenggarakan oleh HRC Caritra sebagai wadah berbagi pengetahuan dan informasi. Webinar ini mengambil tema Desa Wisata dengan topik pembahasannya adalah Pengembangan Desa Wisata Nadulang ( Nanas Madu Pemalang ). Webinar dilaksanakan melalui zoom meeting pada hari Jumat, 4 November 2022 pukul 14.00-15.30 WIB.Terdapat 2 narasumber yang mengisi materi terkait topik pembahasan, yaitu Bapak Warsito (Ketua POKDARWIS Desa Sikasur), Bapak Rizal Seiful Sabirin ( Praktisi, Caritra Jakarta ).
Acara ini dibuka oleh Mas Pungki sebagai Master of Ceremony. Dalam prosesi pembukaan acara, MC menyambut kedatangan sekaligus memperkenalkan pembicara yang akan melakukan paparan materi. Setelah itu, MC membacakan aturan terkait pelaksanaan kegiatan webinar yang harus diikuti oleh seluruh peserta webinar.
Setelah pembukaan, MC mempersilahkan Moderator untuk mengambil alih dan memimpin jalannya acara. Ibu Endah Dwi Fardhani S.T selaku moderator memaparkan sekaligus menjelaskan rundown kegiatan webinar. Setelah itu, moderator menjelaskan tujuan dari diadakannya kegitan webinar ini. Sebelum mempersilahkan pembicara untuk melakukan paparan materi, moderator membacakan profil dari setiap pembicara untuk memperkenalkan pembicara kepada peserta webinar secara rinci dan spesifik.
Paparan materi yang pertama dilakukan oleh Bapak Warsito selaku ketua POKDARWIS Desa Sikasur, beliau menjelaskan tentang Dewi Nadulang sebagai desa wisata berbasis kawasan serta potensi yang ada di Dewi Nadulang dan tantangan yang di hadapi dalam pengembangan Dewi Nadulang, penerapan improvement, implementasi program keperantaraan pasar serta tentang manfaat improvement dan terakhir tentang pencapaian yang sudah di dapat oleh Dewi Nadulang.
Paparan materi selanjutnya dilakukan oleh Bapak Rizal Seiful Sabirin selaku praktisi caritra Jakarta, beliau menjelaskan tentang prinsip dasar mengembangkan pariwisata, tahapan keperantaraan, serta penyediaan sarana dan peningkatan kapasitas dan pemasaran yang baik untuk Desa Wisata.Setelah paparan materi dari narasumber dilakukan, kegiatan webinar ditutup dengan sesi tanya jawab dan diskusi.
Dalam sesi tanya jawab Bapak Warsito mengungkapkan bahwa tidak dapat dipungkiri dalam mengembangkan desa wisata terdapat kendala yang luar biasa. Untuk Dewi Nadulang sendiri salah satu hal yang menghambat perkembangan desa wisata adalah menyatukan visi misi bersama dari 6 desa yang tergabung. Karenanya, di awal pengembangan dilakukan diskusi untuk berbagi peran serta hal-hal yang bisa dikerjasamakan dan bagaimana solusi untuk mengatasi ego sektoral. Pembagian peran diawali dengan memunculkan terlebih dahulu potensi-potensi unggulan yang dimiliki masing-masing desa untuk menjadi daya ‘gedor marketing’. Harapannya, ke depan pengembangan wisata tidak saling merugikan dan dapat memberikan keuntungan bagi semua desa. Selain itu, berbagai macam produk olahan nanas juga dikembangkan namun masih membutuhkan dampingan terkait standarisasi produk agar dapat diekspor.
Kemudian Bapak Rizal juga menanggapi “Kalau menurut saya hambatan utama dalam mengembangkan wisata adalah di hati (niat). Ketika masyarakat sudah mau berkumpul dan berdiskusi untuk merencanakan masa depan maka itu sudah menjadi modal awal atau dasar yang sangat dibutuhkan. Sarannya supaya Dewi Nadulang bisa berkembang lebih baik dan lebih terstruktur, rencana pengubahan DMO menjadi Bumdesma perlu untuk diseriusi. Dengan begitu nantinya, Dewi Nadulang dapat menyusun suatu rencana korporasi (prinsip PMFAS) dengan masyarakat yang ikut serta berpartisipasi di dalamnya. Jadi, intinya yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah membangun kesadaran untuk maju dan menyusun rencana yang terstruktur.” tegas Bapak Rizal selaku praktisi yang telah terlibat dalam berbagai pendampingan masyarakat.
Sebagai penutup, desa wisata berbasis potensi alam dan budaya penting dikembangkan se-orisinil mungkin, sehingga dapat menyajikan wisata budaya khas desa. Desa Wisata bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui diversifikasi ekonomi. Harapannya, masyarakat lokal dapat terlibat aktif dalam proses pengembangan desa wisata sehingga tercipta kemandirian desa. (RTM/SA)