Bonggol jagung kerap menjadi bahan sisa dari tanaman jagung yang tidak termanfaatkan. Padahal, limbah organik tersebut dapat diolah menjadi hasil karya seni bernilai tinggi. Selain itu, pembuatan kerajinan dari bonggol jagung dapat menjadi cara untuk memberdayakan masyarakat Desa Sendangagung, Kabupaten Sleman. Hal inilah yang telah dilakukan oleh Stefanus Indri Sujatmiko. Bagaimana kisah suksesnya?
Dari Limbah Menjadi Berkah
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023 mencatat bahwa produksi jagung di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 215.817,44 ton. Terjadi penurunan produksi jagung dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 218.046,40 ton. Sebaliknya, pada tahun 2021 produksi mencapai 197.154,6 ton. Fluktuasi produksi jagung tersebut menunjukkan variasi yang cukup mencolok dari tahun ke tahun. Meskipun demikian, hasil limbah jagung tetap tinggi. Retnani (2009) menyebutkan bahwa limbah tanaman jagung terdiri atas 50% batang, 20% bonggol, dan 10% klobot, sehingga dapat diperkirakan terutama produksi limbah bonggol jagung pada tahun 2023 di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu 43.163,488 ton. Dengan asumsi yang sama, Kabupaten Sleman yang mampu menyumbang produksi jagung sebesar 41.619 ton, itu artinya kita dapat menghitung jumlah limbah bonggol jagung yang dihasilkan sebesar 8.323,8 ton.
Seringkali, limbah bonggol jagung tidak diolah dan hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Bahkan, dalam banyak kasus, limbah tersebut dibiarkan menggunung di area persawahan. Stefanus Indri Sujatmiko, seorang petani yang menghabiskan waktunya di sawah dan berbisnis menjual sayuran, merasakan kekhawatiran ini. Tetapi siapa sangka, pria yang akrab disapa Indri ini memiliki sisi kreatif yang luar biasa. Indri layak disebut seniman karena berhasil mengubah limbah bonggol jagung yang awalnya tak bernilai ekonomis menjadi karya seni yang memiliki nilai jual tinggi. Bahkan, karya yang dibuat berhasil menembus pasar internasional. Di tengah kesibukannya tersebut, beliau mampu menjadi sosok seniman yang menginspirasi.
Karya yang dibuat Indri adalah kerajinan dari bonggol jagung. Semuanya dimulai ketika Indri melihat gunungan limbah bonggol jagung di sawah yang mulai mengganggu pertumbuhan padi. Selain itu, sebagai pedagang sayur yang hilir mudik ke beberapa daerah, Indri seringkali mendengar keluhan dari juragan jagung asal Kabupaten Kulon Progo mengenai limbah bonggol jagung. Dari situ, timbul ide untuk menciptakan kerajinan berupa kotak tisu, lampu tidur, lukisan hingga miniatur menara Eiffel.
Proses pembuatan kerajinan dari limbah bonggol jagung memerlukan waktu yang cukup panjang. Pertama, limbah bonggol jagung harus dibersihkan dan dijemur selama tiga hingga lima hari. Kemudian, bonggol tersebut diampelas hingga mencapai bentuk ulir khasnya. Proses berikutnya adalah pemotongan, pengeboran, dan diampelas kembali untuk mendapatkan bentuk kerajinan yang diinginkan. Tahapan terakhir adalah penyemprotan untuk menutup semua pori-pori di bonggol jagung.
Kesenian dan Pemberdayaan Masyarakat
Pendekatan pemberdayaan masyarakat merupakan strategi yang diterapkan untuk mengoptimalkan potensi lokal, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, dengan melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan. Melalui pemberdayaan ini, masyarakat menjadi subjek utama yang memiliki pemahaman langsung terhadap masalah yang mereka hadapi dan diberi kesempatan untuk aktif berkontribusi dalam mencapai tujuan pembangunan. Dengan mengembangkan motivasi, inisiatif, dan kreativitas masyarakat, tujuan tersebut diharapkan dapat tercapai dengan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan di tingkat desa.
Memberdayakan masyarakat sekitar adalah jalan yang dipilih Indri untuk membantunya menjalankan semua proses produksi kerajinan limbah bonggol jagung. Masyarakat setempat terlibat secara aktif dalam setiap tahapan proses tersebut. Mereka terlibat mulai dari pengumpulan hingga proses persiapan bahan baku. Ketika proses produksi dimulai, Indri juga melibatkan sejumlah remaja disabilitas. Keputusan untuk melibatkan masyarakat lokal secara aktif tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, tetapi juga sebagai upaya untuk memperkuat hubungan sosial dan ekonomi.
Selain itu, pemberdayaan masyarakat desa berperan dalam meningkatkan kemandirian lokal dengan menggerakkan sektor-sektor ekonomi. Indri tinggal di Desa Sendangagung, Kabupaten Sleman yang memiliki mayoritas mata pencaharian sebagai petani dan hanya mengandalkan pendapatan dari hasil panen. Situasi ini menyebabkan banyaknya limbah pertanian, seperti bonggol jagung, yang tidak dimanfaatkan dengan baik dan sering tersebar di berbagai tempat, termasuk pinggir kali, kandang kerbau, hingga jalanan. Itulah mengapa perlu dilakukan cara kreatif dan inovatif untuk menghasilkan ide yang selaras dengan tujuan pengembangan sumber daya lokal.
Dengan memanfaatkan limbah jagung, berarti kita telah berhasil menyelamatkan timbunan sampah terutama limbah bonggol jagung sebesar 8.323,8 ton setiap tahunnya di wilayah Kabupaten Sleman. Jika upaya serupa diteruskan di daerah lain, maka akan terhitung berapa banyak lagi sampah yang bisa diselamatkan. Hal ini menunjukkan potensi besar dalam mengurangi jumlah sampah secara global dengan mengoptimalkan penggunaan limbah organik seperti limbah jagung untuk pengelolaan limbah yang berkelanjutan. (EBH)
Daftar Pustaka:
MC Kabupaten Sleman (2018). Sulap Bonggol Jagung Jadi Karya Seni Bernilai. https://infopublik.id/read/200812/sulap-bonggol-jagung-jadi-karya-seni-bernilai.html?show=
Pranyoto, Victorianus Sat (2016). Kerajinan Bonggol jagung Sleman Tembus Pasar Internasional.https://jogja.antaranews.com/berita/344066/kerajinan-bonggol-jagung-sleman-tembus-pasar-internasional
Rumah Jogja Indonesia (2018). Otak Atik Kerajinan Bonggol Jagung Karya GWP CRAFT. https://www.rumahjogjaindonesia.com/isi-majalah/otak-atik-kerajinan-bonggol-jagung-karya-gwp-craft.html
Media digital (2018). Menghasilkan Uang Dari Sampah Bonggol Jagung. https://finansial.bisnis.com/read/20181227/90/873000/menghasilkan-uang-dari-sampah-bonggol-jagung
Radar Jogja (2018). Bonggol Jagung Bukan Limbah Lagi. https://radarjogja.jawapos.com/news/65733150/bonggol-jagung-bukan-limbah-lagi
Retnani, Y. 2009. Pengaruh Jenis Hijauan Pakan dan Lama Penyimpanan Terhadap Sifat Fisik Wafer. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 2009, Vol. XII, No. 4.