Training of Trainers (ToT) Masterplan Desa batch 5 kali ini mengusung tema “Investasi Desa dengan Penataan Ruang Strategis Desa Berkelanjutan”. Tema ini membahas berbagai bentuk investasi desa berkelanjutan yang dapat diimplementasikan desa untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Investasi sangat penting bagi tumbuhnya perekonomian suatu desa, namun tidak semua aset desa dapat dikembangkan dalam waktu bersamaan atau perlu dilakukan bertahap. Investasi paling awal yang dapat dilakukan desa adalah investasi penataan ruang desa yang strategis dan berkelanjutan.
Training of Trainers (ToT) merupakan salah satu kegiatan pelatihan Masterplan Desa yang diselenggarakan HRC Caritra di bidang penataan desa. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pegiat desa dalam merencanakan program perencanaan pembangunan desa jangka panjang yang berorientasi membangun desa mandiri pangan, mandiri energi dan tangguh bencana berbasis ekonomi lokal yang berdaya saing.
ToT Masterplan Desa batch 5 ini berlangsung selama 5 hari yakni pada tanggal 10 – 14 Februari 2020 di Kota Yogyakarta diikuti oleh peserta dari Kepulauan Riau, Palu, Gorontalo, dan Papua. Materi yang disampaikan dalam ToT ini berkaitan dengan cara melihat potensi dan masalah desa, cara membaca peta, strategi merencanakan desa dan membangunnya, implementasi peraturan tentang desa, contoh-contoh desa tematik, serta metode merumuskan masa depan desa. Selain itu untuk menerapkan materi yang telah diajarkan, maka dilakukan simulasi dan kunjungan lapangan ke dua lokasi, yaitu Desa Panggungharjo dan Dusun Surut, Bantul, DIY. Harapan dengan terlaksananya kegiatan ToT ini adalah peserta dapat membuat perencanaan desa yang dimuat dalam dokumen masterplan desa di desa asal masing-masing peserta
Studi Lapangan di Desa Panggungharjo dipandu langsung oleh kepala desa. Kepala Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi, menyampaikan terkait dengan strategi – strategi yang diterapkan dalam membangun Desa Panggungharjo. Peserta juga mengunjungi tempat pengolahan sampah terpadu di Desa Panggungharjo yang telah dikelola secara mandiri oleh desa. Meskipun tempat pengolahan sampahnya masih belum skala besar dikarenakan tingkatnya masih desa, masyarakat Desa Panggungharjo sudah bisa mengelolah secara mandiri. Sampah yang terkumpul dipisah berdasarkan jenis bahan sampah tersebut seperti sampah plastik, botol, aluminium foil, dan lain-lain.
Kunjungan selanjutnya dilakukan ke Dusun Serut. Dusun Surut yang berada di Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul ini merupakan salah satu dusun yang mengalami kerusakan parah pasca gempa Yogyakarta pada tahun 2006. Akibatnya, sejumlah 77 rumah hanya tersisa 7 rumah yang masih bisa berdiri di Dusun Serut. Hal menarik dari dusun ini adalah bagaimana Dusun Serut mampu bangkit dari keterpurukan akibat gempa menjadi sebuah dusun yang siap siaga terhadap bencana. Hal ini dilihat dengan adanya “jalan tikus” di beberapa sudut antar rumah yang digunakan untuk jalan evakuasi jika terjadi bencana. Selain itu, Dusun Serut ini dapat menghasilkan beraneka ragam buah dan sayur yang dapat dinikmati secara langsung. Mayoritas masyarakat di Dusun Serut menanam tumbuhan seperti buah dan sayur di pekarangan rumah mereka. Dengan adanya tanaman-tanaman tersebut, Dusun Serut menjadi terlihat sangat hijau dan asri. Selain dengan hasil alamnya, hasil makanan industri seperti tempe dan tahu juga diproduksi di Dusun Serut.