Hingga saat ini belum banyak pedoman maupun panduan resmi dalam perencanaan desain dan tata ruang desa. Perencanaan desain dan tata ruang desa memiliki setidaknya tiga tujuan, yaitu: mencegah alih guna lahan, meningkatkan perekonomian desa, dan meningkatkan kesejahteraan warga desa. Sebenarnya, apa sih hal yang paling penting dalam penataan kawasan? Urban designer, Aryo Kuncoro, dalam Webinar Masterplan Desa #6 “Desain dan Tata Ruang Desa” menyampaikan bahwa VISI menjadi hal yang penting dalam penataan kawasan.

Proses perumusan visi kota yang juga kontekstual dengan visi desa sebagai sebuah kawasan

 

Meski menggunakan perspektif ilmu tata ruang kota, Aryo menyampaikan bahwa pembentukan visi juga dapat diaplikasikan dalam perencanaan desain dan tata ruang desa. Pembentukan visi dapat dimulai dari menemukan keunikan, kekuatan, keterbatasan, dan konteks yang umumnya bersifat eksisting atau sudah ada. Aspek-aspek tersebut akan bersifat statis jika tidak ada usaha atau tindakan untuk merubahnya menjadi potensi, aspirasi, arahan, dan tantangan. Dengan rencana, strategi, inisiatif, dan program seperti inisiatif infrastruktur, investasi, promosi, kerjasama wilayah, visi sebuah kawasan akan terbentuk. Visi Kota maupun Desa, dengan positioning dan differentiation, akan melahirkan kawasan yang unik, berbasis konteks tetapi melihat ke depan, dan tidak selalu kompetitif namun bisa komplementer.

 

Pandemi menjadi Peluang untuk Desa. Syarat: Terhubung!

Pandemi menjadi Peluang untuk Desa. Syarat: Terhubung!

 

Desa juga harus siap dengan tantangan perencanaan desa 4.0. berbasis komunitas. Perencanaan desa harus inklusif, kolaboratif, dan terhubung. Saat ini angka kemiskinan di desa lebih tinggi daripada di kota. Banyak warga desa melakukan migrasi ke kota untuk mencari penghasilan. Setelah pandemi datang, terjadi proses desentralisasi. Lockdown menuntut dan mengarahkan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan secara lebih mandiri. Proses desentralisasi ini merupakan peluang untuk desa dalam mengembangkan potensi-potensi untuk memperkuat kondisi ekonomi. Syarat utama agar desa-desa dapat mengembangkan potensinya adalah terhubung. Ketika sudah terhubung, program-program yang inklusif dan kolaboratif dapat diwujudkan demi memperbaiki tingkat ekonomi dan sosial masyarakat desa.

 

Karakter yang sering ditemui dalam perencanaan desain dan tata ruang desa adalah informal dan partisipatif. Berbagai pihak dapat terlibat dalam proses perencanaan desain dan tata ruang desa. Keterlibatan banyak pihak harus dimanfaatkan sebagai penguatan visi desa. Visi desa dengan desain dan tata ruang desa harus diarahkan ke dalam perencanaan desa yang bersifat fisik maupun non-fisik dan lebih menyeluruh. Selain itu, meski konteksnya adalah lokal dan di perdesaan, ide dari desain dan tata ruang desa harus dipikirkan secara global. Berpikir global, bertindak lokal! (MEIP)