Shirakawa-Go atau Desa Shirakawa terletak di Barat Laut perfektur Gifu. Nama Shirakawa diambil dari nama daerah tersebut di masa lalu. Dikelilingi oleh pegunungan, 96% area desa ini adalah hutan dan 0,4% nya adalah pertanian. Di area sekitar desa ini terdapat Taman Nasional Hakusan dan Taman Nasional Perfektural Amo, sehingga alam di sekitarnya telah terlindungi selama bertahun-tahun.

Shirakawa adalah salah satu dari beberapa daerah di Jepang yang memiliki salju tebal saat musim dingin, yang membentuk arsitektur yang khas pula. Rumah-rumah di Desa Shirakawa adalah bergaya Gassho, ciri khasnya adalah konstruksi keseluruhan bangunan dari kayu dan atap yang berbentuk menyerupai tangan yang berdoa. Musim salju yang terjadi pada bulan Desember hingga Maret, rata-rata menghasilkan tumpukkan sekitar 2 – 3 meter di seluruh desa. Rekor tertinggi ketebalan salju adalah sekitar 4,5 meter.

Desa Shirakawa saat musim dingin

Desa Shirakawa saat musim dingin

Desa Shirakawa saat musim panas

Desa Shirakawa saat musim panas

Rumah Gassho menghadap ke utara dan selatan untuk menyesuaikan arah angin dan memaksimalkan arah matahari, sehingga mempermudah salju untuk mencair. Arah ini juga menjaga rumah tetap sejuk saat musim panas dan lebih hangat saat musim dingin.

Rumah Gassho terdiri dari 3 sampai 4 lantai. Fungsi rumah ini sekaligus dapat mengakomodasi kegiatan bertani masyarakat Desa Shirakawa. Lantai 1 digunakan untuk aktivitas keluarga, terdapat ruang tengah yang menjadi pusat kegiatan yang terdapat irari. Irari adalah perapian yang berfungsi sebagai ruang makan, ruang pemanas dan memasak. Letaknya di tengah ruangan yang tingginya menerus sampai ke atap. Asap dari irari ini dapat sekaligus berfungsi sebagai pengawet alami balok-balok kayu dan jerami yang menjadi penutup atap. Selanjutnya, lantai 2 – 4 rumah Gassho berupa loteng. Karena letak Desa Shirakawa yang terisolasi dan musim panen yang terbatas karena perubahan iklim yang ekstrim, petani di desa ini mendapatkan cadangan ekonomi dari pembuatan kertas washi (kertas tradisional Jepang) dan peternakan ulat sutra rumahan. Lantai 2 – 4 adalah tempat para petani Shirakawa untuk menyimpan hasil pertanian dan mengakomodasi usaha lainnya tersebut, salah satunya dengan menyediakan nampan-nampan tempat ulat sutra berkembangbiak. Lokasi loteng digunakan karena terdapat jendela-jendela besar di atap yang memberi jalan sinar matahari dan angin untuk masuk sebagai nutrisi perkembangbiakan ulat sutra.

Atap adalah salah satu yang menjadi karakteristik kuat dari Rumah Gassho. Atap tersebut adalah simbol dari tangan berdoa dalam agama Budha. Atap Gassho terbuat dari jerami hasil pertanian warga yang sangat tebal dengan kemiringan yang curam hingga 60 derajat, sehingga salju tidak mudah menembus ke dalam rumah dan mudah dibersihkan. Atap ini dapat bertahan hingga 30 tahun. Pengawetannya selain dari asap pembakaran di perapian, setiap tahunnya pada Bulan November disiram dengan air dari selang otomatis yang tersebar di beberapa titik di perdesaan, yang terhubung dengan tangki bawah tanah.

Pemasangan atap dengan Yui

Pemasangan atap dengan Yui

Pemasangan atap dilakukan dalam waktu sehari secara bergotong royong. Cara pemasangan atap yang bersama-sama dengan melibatkan tetangga disebut Yui. Jerami yang digunakan biasanya dipanen saat musim gugur, lalu dikeringkan dan siap dipasang di musim semi atau gugur selanjutnya. Di hari pemasangan, masyarakat desa akan berkumpul di pagi hari dan bekerja seharian untuk memasang atap ini. Dimulai dari pemasangan scaffolding, lalu atap lama dibongkar dan kemudian dipilih, mana yang masih bisa digunakan dan mana yang tidak. Jerami yang masih bagus akan diikat bercampur dengan atap baru dan digunakan untuk atap yang paling atas. Pemasangan atap terdapat tiga tumpuk dan kemudian disambung dengan bagian samping atap. Proses penyambungan ini bernama HAFU-JIRI. Lis atap yang digunakan untuk mengikat atap jerami itu harus memiliki kemiringan yang pas, dan dibuat orang yang ahli, disebut OJIRI. Karena jika kemiringan tidak pas, akan ada kebocoran saat hujan dan salju ke dalam rumah. Setelah selesai pemasangan, semua pekerja akan makan malam bersama untuk melepas lelah.

Seiring dengan perkembangan zaman, mulai banyak masyarakat yang memilih material atap yang lebih mudah ditemukan, seperti seng. Meski begitu, masih ada 117 unit rumah Gassho yang dipertahankan di Desa Shirakawa. Ada yang masih berfungsi sebagai rumah penduduk lokal, ada juga yang sudah dialihfungsikan menjadi museum, restoran, dan penginapan keluarga.

 

#MasterplanDesa