Mengapa Desa Berperan Penting dalam Penanganan Krisis Iklim?
Di tengah ancaman perubahan iklim global, desa-desa di Indonesia memegang peran kunci dalam mewujudkan masa depan yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, lebih dari 43,71% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan, menjadikan desa sebagai fondasi penting untuk gerakan transisi energi bersih dan pembangunan berkelanjutan.
Konsep Desa Rendah Karbon menawarkan solusi nyata bagi desa untuk berkontribusi aktif dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya. Sektor pertanian dan penggunaan lahan tercatat menyumbang sekitar 24,6% emisi nasional menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2020), sehingga perubahan di tingkat desa akan memberikan dampak signifikan bagi keberlanjutan lingkungan.
Contoh inspiratif datang dari Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Melalui penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk irigasi sawah, para petani kini dapat menghemat biaya operasional secara signifikan karena tidak lagi bergantung pada solar. Sebelum ada PLTS, petani menghabiskan hingga Rp 3 juta per bulan hanya untuk bahan bakar pompa air. Kini, biaya itu nyaris hilang, dan pendapatan petani meningkat karena intensitas panen bertambah menjadi tiga kali dalam setahun, dibandingkan sebelumnya yang hanya sekali atau dua kali panen. Selain mengurangi pengeluaran rumah tangga, PLTS juga membantu mengurangi polusi udara dan suara dari mesin pompa konvensional.
Di tingkat nasional, program energi terbarukan seperti biogas juga berkembang pesat. Hingga 2023, terdapat lebih dari 19.000 unit reaktor biogas yang tersebar di berbagai desa, menurut data Kementerian ESDM. Pengelolaan limbah domestik dan pertanian melalui bank sampah dan energi terbarukan turut membantu menekan produksi emisi karbon, di mana Indonesia sendiri memproduksi sekitar 68,5 juta ton sampah per tahun, dengan proporsi signifikan berasal dari kawasan perdesaan dan pinggiran kota.
Transformasi menuju desa rendah karbon tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga membuka sumber ekonomi baru, seperti pengembangan desa wisata berbasis ekologi dan produk pertanian berkelanjutan yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat hingga 30-50% dibandingkan sistem konvensional.
Lalu, bagaimana desa-desa lain bisa mengikuti jejak Desa Krandegan dalam menciptakan perubahan nyata? (WFD)
Referensi:
Badan Pusat Statistik. (2023). Statistik Indonesia 2023. Jakarta: BPS RI. (Accessed: 21 July 2025)
Hukama News. (2024). “Desa Krandegan Purworejo Buktikan Panel Surya Bisa Gantikan BBM Solar untuk Pengairan Sawah.” available at: https://www.hukamanews.com/climate-justice/46015168443/desa-krandegan-purworejo-buktikan-panel-surya-bisa-gantikan-bbm-solar-untuk-pengairan-sawah-petani-untung-besar-dan-lingkungan-lestari (Accessed: 21 July 2025)
Kemnterian Energi dan Sumber Daya Mineral (2020). Inventarisasi Emisi GRK Sektor Energi. Jakarta: ESDM RI. (Accessed: 21 July 2025)
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2023). Capaian Kinerja Sub Sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Jakarta: ESDM RI. (Accessed: 21 July 2025)
MetroTV News. (2024). “Berkat PLTS, Petani di Desa Krandegan Bisa Panen 3 Kali Setahun.” available at: https://www.metrotvnews.com/play/NP6CZo4p-berkat-plts-petani-di-desa-krandegan-bisa-panen-3-kali-setahun (Accessed: 21 July 2025)