Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam pengurangan emisi karbon. Pada tahun 2023, sektor energi tercatat menyumbang 55% dari total emisi gas rumah kaca Indonesia, yaitu sebesar 752,28 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e) (databoks, 2023), dengan penggunaan bahan bakar fosil di tingkat rumah tangga menjadi salah satu penyumbang utamanya. Di pedesaan, pemakaian LPG dan kayu bakar masih mendominasi kebutuhan memasak, yang tidak hanya memperparah polusi udara tetapi juga meningkatkan ketergantungan pada energi fosil yang harganya terus berfluktuasi.
Di saat bersamaan, limbah organik dan kotoran ternak yang melimpah sering kali tidak termanfaatkan secara optimal. Tidak sedikit desa yang membuang limbah kotoran ternak ke lingkungan sekitar, termasuk ke aliran sungai, yang menyebabkan pencemaran air dan udara. Padahal, limbah tersebut juga melepaskan gas metana, gas rumah kaca yang 25 kali lebih berbahaya dibanding CO₂.
Di tengah situasi tersebut, Desa Tarumajaya di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menghadirkan harapan baru. Sebelumnya, limbah kotoran sapi di desa ini sering dibuang ke Sungai Citarum, memperparah kondisi salah satu sungai yang sempat dijuluki paling tercemar di dunia. Desa Tarumajaya menjadi desa yang sedikit banyak warganya telah menggunakan biogas. Kini, melalui pengelolaan limbah organik dan kotoran ternak menggunakan teknologi biodigester, Desa Tarumajaya mampu mengubah masalah lingkungan menjadi sumber energi bersih. Biogas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan langsung oleh warga untuk kebutuhan sehari-hari, terutama untuk memasak.
Biodigester sendiri adalah reaktor tertutup yang memanfaatkan proses fermentasi anaerob, yaitu penguraian limbah organik oleh bakteri tanpa oksigen. Proses ini menghasilkan dua produk utama: biogas sebagai bahan bakar ramah lingkungan, serta slurry atau pupuk organik cair yang dapat digunakan untuk pertanian. Sebelum masuk ke biodigester, kotoran ternak dicampur dengan air dalam perbandingan 1:1, kemudian difermentasi selama kurang lebih 14 hari.
Dengan pengolahan sekitar 15 kg sampah organik per hari, alat ini mampu menghasilkan 1 kg gas metana yang cukup untuk memasak selama 2-3 jam serta 60 liter pupuk cair setiap siklusnya. Desa Tarumajaya pun berhasil mengurangi ketergantungan warga terhadap LPG, menurunkan timbulan limbah, serta berkontribusi dalam perbaikan kualitas lingkungan.
Selain mengatasi masalah limbah dan energi, pengembangan infrastruktur pengelolaan biogas ini turut berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDG) poin 9 tentang industri, inovasi, dan infrastruktur. Dengan membangun fasilitas pengolahan limbah yang efisien, potensi pemanfaatan energi dari sampah tidak hanya terbatas pada kebutuhan rumah tangga, tetapi dapat berkembang untuk kebutuhan listrik hingga transportasi.
Upaya Desa Tarumajaya memberikan solusi ganda: mengurangi pencemaran limbah sekaligus menyediakan sumber energi terbarukan. Desa ini menjadi contoh nyata bahwa transisi menuju desa rendah karbon bukan sekadar jargon, melainkan sebuah gerakan konkret yang memberikan manfaat langsung bagi lingkungan sekaligus meningkatkan kemandirian energi masyarakat. (WFD)
Referensi:
Agustin, A. W., Sudarti, & Yushardi. (2022). Potensi Pemanfaatan Biogas dari Sampah Organik sebagai Sumber Energi Terbarukan. Jurnal Sains dan Teknologi. (Accessed: 18 July 2025)
Anwari, R. (2024, 6 Februari). Solusi pasti melalui biogas dan biodigester, lingkungan asri dan cuan menanti. Kompasiana. available at: https://www.kompasiana.com/ronyanwari/65c2421412d50f35d3399992/solusi-pasti-melalui-biogas-dan-biodigester-lingkungan-asri-dan-cuan-menanti?page=2&page_images=6 (Accessed: 18 July 2025)
databoks.katadata.co.id (2023). Sektor Energi Sumbang 55% Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia pada 2023. https://databoks.katadata.co.id/lingkungan/statistik/6882f9431ce8a/sektor-energi-sumbang-55-emisi-gas-rumah-kaca-indonesia-pada-2023#:~:text=Berikut%20rincian%20emisi%20gas%20rumah,juta%20ton%20CO2e%20(10%25). (Accessed: 18 July 2025)
United Nations. (2021). Sustainable Development Goals. Retrieved from https://sdgs.un.org/goals (Accessed: 18 July 2025)