Saat ini, desa wisata telah menjadi trend pembangunan kepariwisataan di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari besarnya potensi yang ada di desa. Desa kaya akan potensi alam maupun potensi sosial budaya yang dapat diangkat menjadi daya tarik destinasi wisata. Mengutip dari Laporan Akhir Kajian Pengembangan Desa di DIY tahun 2014, desa wisata dapat diartikan sebagai suatu destinasi wisata yang mengintegrasikan antara atraksi, akomodasi, dan berbagai fasilitas penyokong wisata yang ditampilkan dalam bentuk struktur kehidupan masyarakat lokal yang berpadu dengan aturan dan tradisi setempat.

Dalam konteks pembangunan desa, pengembangan desa wisata merupakan alternatif untuk mengakselerasi pembangunan desa secara terpadu. Sebagaimana diketahui bahwa desa identik dengan sektor pertanian yang menjadi mayoritas mata pencaharian masyarakatnya. Melalui pengembangan desa wisata, diharapkan akan mampu meningkatkan nilai tambah dan produktifitas masyarakat. Selain itu, desa wisata juga bisa menjadi upaya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan, sumber daya, dan kebudayaan sebagai bentuk warisan pengetahuan lokal masyarakat desa.

Salah satu desa wisata yang cukup viral dan menjadi perhatian di daerah Kabupaten Kulon Progo, adalah Desa Wisata Tinalah yang terletak di Kalurahan Purwoharjo, Kapanewon Samigaluh. Desa Wisata Tinalah atau lebih dikenal dengan Dewi Tinalah berada di kawasan pegunungan Menoreh dan Sungai Tinalah.  Dewi Tinalah mengusung konsep penyatuan alam dan nilai-nilai budaya dengan tagline Pesona Alam dan Budaya. Dewi Tinalah menawarkan daya tarik wisata berupa penyediaan paket live in, homestay, camping, makrab, outbound, rivertubing, jelajah alam, wisata sejarah situs Rumah Sandi Negara dan Goa Sriti, wisata alam puncak kleco, kuliner, dan workshop.  Fasilitas yang tersedia di Dewi Tinalah cukup lengkap, seperti joglo untuk pertemuan atau outbond indoor, kamar mandi dan toilet (21 unit), mushola, area camping, area bermain, jalur trekking, dan para pengunjung juga akan mendapat jaminan asuransi dari Bumi Putera Syariah setiap pembelian paket wisata.

Dewi Tinalah termasuk kategori desa wisata maju, hal ini bisa dilihat di situs Jadesta (Jejaring Desa Wisata) Kemenparekraf RI. Prestasi yang membanggakan dari Dewi Tinalah adalah pada tahun 2021, masuk dalam top 50 desa wisata Indonesia dan Juara 4 Kategori Desa Wisata Digital dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kemenparekraf / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Capaian tersebut merupakan buah hasil dari upaya yang telah dilakukan Dewi Tinalah dengan melakukan penguatan kapasitas sumber daya manusia dan tata kelola desa wisata melalui berbagai pelatihan dan sertifikasi.

Perjalanan Dewi Tinalah, tentu tidak terlepas dari dinamika di dalamnya. Menurut Laporan Akhir Kajian Evaluasi 10 Tahun Dewi Tinalah yang sudah dilakukan, permasalahan stakeholder pengelola desa wisata dan SDM masih menjadi perhatian. Koordinasi antar stakeholder baik dari pemerintah Kalurahan Purwoharjo dan pihak pengelola Dewi Tinalah kurang berjalan dengan baik, sehingga memunculkan gap diantara keduanya. Hal ini ditambah dengan ketidak aktifan Pokdarwis sebagai motor penggerak desa wisata di Purwoharjo. Dari sisi SDM, keterlibatan warga dirasa masih kurang, karena kurangnya kesadaran & kapasitas warga akan hadirnya desa wisata. Keterlibatan warga lokal ini menjadi penting karena sumber daya dan keunikan budaya dan tradisi hanya dimiliki warga lokal sebagai faktor penggerak utama kegiatan desa wisata.

Lalu, bagaimana solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah pengembangan Desa Wisata Tinalah?. Solusi yang bisa dilakukan diantaranya; 1)  meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar stakeholder, 2) mengaktifkan kembali peran Pokdarwis sebagai penggerak utama desa wisata, 3) merangkul berbagai komunitas yang ada di Dewi Tinalah, 4) melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada warga lokal untuk meningkatkan kesadaran dan kapasitas warga akan kehadiran desa wisata.

Pengembangan desa wisata menjadi harapan untuk meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia di kancah dunia. Dukungan dari pemerintah dan tata kelola desa wisata yang berkelanjutan, menjadikan desa wisata sebagai daya tarik pariwisata yang berkelas dan mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat. (ASM/PI)

 

 

References

Dewi TInalah. (2021). Tentang Dewi Tinalah. www.dewitinalah.com: https://www.dewitinalah.com/p/desa-wisata-tinalah-merupakan-desa.html

Haryo Limanseto. (2021, 12 08). Pembangunan Kepariwisataan Melalui Pengembangan Desa Wisata Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi. Retrieved from www.ekon.go.id: https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3520/pembangunan-kepariwisataan-melalui-pengembangan-desa-wisata-untuk-meningkatkan-pertumbuhan-ekonomi

  1. Trisakti Pilar Persada. 2022. Laporan Akhir Kajian Evaluasi 10 Tahun Dewi Tinala Menuju Pengembangan Destinasi Wisata Berkelanjutan.

Sudibya, Bagus. (2018). Wisata Desa dan Desa Wisata. Bali Membangun Bali, 21-25.