Terletak di antara pegunungan dan lautan di distrik Yosa, Prefektur Kyoto, Jepang. Bangunan kayu tradisional yang masih khas bernama Funaya dapat kita jumpai di Ine. Sehingga perkampungan ini terkenal dengan sebutan ‘Ine no Funaya’ yang berarti rumah perahu di Ine. Pola permukiman Ine adalah linear atau memanjang sejauh 5 km dan terdiri dari 230 funaya. Penduduk yang tercatat sekitar 2.500 jiwa. Dari Pelabuhan Ine, funaya ini terlihat tertata rapi menghadap langsung ke Laut Jepang.

Perkampungan ini sudah ada sejak zaman Kaisar Edo (1603 – 1868). Dan kawasan ini terbentuk dari penyatuan empat desa di Tahun 1954. Pada awalnya, sejumlah rumah perahu ini dibuat untuk memaksimalkan ruang di kampung Ine yang terletak di antara laut dan gunung. Untungnya ombak di Ine terbilang tenang, sehingga penduduk dapat membangun rumah dengan bahan kayu yang didapat dari lingkungan sekitar.

Sebagian penduduk masih banyak yang bekerja sebagai nelayan untuk meneruskan tradisi. Rumah ini rata-rata memiliki ketinggian dua lantai. Akses utama masuk ke rumah-rumah di perkampungan ini adalah melalui laut, dengan menggunakan perahu. Fungsi bangunan di lantai bawah adalah untuk parkir kapal, penyimpanan peralatan dan kebutuhan nelayan, dan tempat pengeringan ikan. Lantai atas berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga nelayan. Beberapa funaya ada yang dijadikan penginapan untuk wisatawan yang datang berkunjung ke perkampungan yang terkenal dengan keindahannya tersebut.

funaya dulu

funaya dulu

funaya sekarang

funaya sekarang

Walaupun perkampungan ini terdapat di atas air, tapi masyarakat di Ine memiliki kesadaran untuk tetap menjaga kehidupan yang selaras dengan lingkungan sekitar. Lahan hijaunya masih terjaga indah, begitu juga dengan kejernihannya air lautnya. Hebatnya, Ine adalah kawasan terbesar penyuplai ikan-ikan laut dari Kyoto, dengan menyuplai sekitar 25% ikan ke kota. Selain itu, karena keunikan dan keindahannya, perkampungan ini terdaftar dalam Distrik Pelestarian Penting Jepang untuk Kelompok Bangunan Bersejarah, sehingga perkampungan ini terkenal dengan wisata pesisirnya. Wisatawan dapat merasakan tinggal di rumah kapal, mengamati dan memelajari kehidupan nelayan dan merasakan makanan laut yang segar.

Salah satu upaya menjaga tradisi Ine adalah dengan selalu menyelenggarakan festival. Festival Ine adalah salah satu festival tradisional Jepang yang telah berlangsung lebih dari 400 tahun dan masih bertahan hingga sekarang. Festival ini dibagi menjadi dua, yakni festival biasa, disebut Reisai yang diadakan sebagai permohonan keselamatan dan kelancaran saat tangkapan ikan sedang sedikit atau saat laut sedang bergejolak dan menyulitkan nelayan. Dan festival besar, disebut Taisai sebagai rasa syukur saat tangkapan ikan sedang banyak dan laut terasa begitu tenang.

 

#MasterplanDesa #DesaPesisir