Kedaulatan pangan merupakan konsep pemenuhan pangan melalui produksi lokal. Dalam pengertian lain merupakan konsep pemenuhan hak atas pangan yang berkualitas gizi baik dan sesuai secara budaya, diproduksi dengan sistem pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. Konsep dari kedaulatan pangan sendiri sangat menjunjung tinggi akan prinsip diversifikasi pangan sesuai dengan budaya lokal yang ada[1]. Kedaulatan pangan diharapkan dapat menjadi solusi bagi suatu negara terutama negara agraris dalam mengatasi krisis pangan.
Untuk mendukung terwujudnya kedaulatan pangan di Indonesia pada 31 Oktober 2020 Serikat Petani Indonesia (SPI) 4 Kawasan Daulat Pangan. Salah satunya yaitu Kalimantan Selatan menetapkan tiga desa di Kabupaten Banjar, yaitu Desa Panggalaman, Desa Sungai Batang, dan Desa Sungai Rangas. Penetapan kawasan daulat pangan ini dinilai penting karena, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang kurang serius menetapkan peta kawasan pertanian pangan berkelanjutan dan melindungi kawasan pertanian rakyat dari alih fungsi lahan[2].
Sebagai salah satu desa kawasan daulat pangan, Desa Sungai Rangas tidak bisa ditetapkan begitu saja. Desa Sungai Rangas merupakan desa penghasil sekaligus lumbung pangan di wilayah Kalimantan Selatan. Lumbung pangan yang ada di Desa Sungai Rangas, sudah mulai dikembangkan sejak tahun 2011, dengan nama lumbung Hubbulwattan[3]. Unit lumbung ini didirikan berasal dari Dana Alokasi Khusus Provinsi Kalimantan Selatan. Berkembangnya desa Sungai Rangas sebagai desa daulat pangan juga didukung dengan adanya Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Gapoktan merupakan gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan petani lainnya. Gapoktan di desa Sungai Rangas dinamakan Hubbul Watton yang didirikan sejak 10 Nopember 2006. Dengan 4 kelompok petani dewasa (95 anggota) dan 2 kelompok tani wanita (61 anggota). Untuk komoditas unggulan yang ada di desa Sungai Rangas yaitu padi dan ternak ayam[4]. Luas lahan pertanian yang dikelola oleh kelompok tani mencapai 195 ha[5].
Dengan menggunakan konsep daulat pangan diharapkan akan memiliki dampak nyata, khususnya di Desa Sungai Rangas. Dampak nyata tersebut diharapkan dapat megembangkan ekonomi dan menaikkan kesejahteraan di masyarakat Desa Sungai Rangas. Selain itu, adanya kawasan daulat pangan juga diharapkan dapat memberikan contoh kepada kawasan lainnya, agar dapat memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri. Mari wujudkan bersama Desa Mandiri Pangan!! (SDPA)
Sumber Pustaka:
“Kedaulatan Pangan.” SPI (Serikat Petani Indonesia). https://spi.or.id/isu-utama/kedaulatan-pangan/
Susanto, Denny. “SPI Tetapkan Tiga Desa Kawasan Daulat Pangan di Kalsel.” https://mediaindonesia.com/nusantara/367148/spi-tetapkan-tiga-desa-kawasan-daulat-pangan-di-kalsel
“Disini Badan Ketahanan Pangan dan Kerawanan Pangan Kalimantan Selatan.” Yumpu. https://www.yumpu.com/id/document/read/40835339/disini-badan-ketahanan-pangan-provinsi-kalimantan-selatan
“DATA GAPOKTAN KAB BANJAR TAHUN 2019.” DTPH Kab. Banjar. https://dtph.banjarkab.go.id/index.php/data-gapoktan-kab-banjar-tahun-2018/
“Data Kelompok Tani Martapura Barat.” DPTH Kab. Banjar. https://dtph.banjarkab.go.id/index.php/data-kelompok-tani-martapura-barat/
[1] “Kedaulatan Pangan,” SPI (Serikat Petani Indonesia), https://spi.or.id/isu-utama/kedaulatan-pangan/
[2] Denny Susanto, “SPI Tetapkan Tiga Desa Kawasan Daulat Pangan di Kalsel,” https://mediaindonesia.com/nusantara/367148/spi-tetapkan-tiga-desa-kawasan-daulat-pangan-di-kalsel
[3] “Disini Badan Ketahanan Pangan dan Kerawanan Pangan Kalimantan Selatan,” Yumpu, https://www.yumpu.com/id/document/read/40835339/disini-badan-ketahanan-pangan-provinsi-kalimantan-selatan
[4] “DATA GAPOKTAN KAB BANJAR TAHUN 2019,” DTPH Kab. Banjar, https://dtph.banjarkab.go.id/index.php/data-gapoktan-kab-banjar-tahun-2018/
[5] “Data Kelompok Tani Martapura Barat,” DPTH Kab. Banjar, https://dtph.banjarkab.go.id/index.php/data-kelompok-tani-martapura-barat/
