Studi Kasus: Desa Kramat
Simbiosis mutualisme merupakan interaksi antara dua organisme, baik sejenis ataupun berbeda jenis. Dalam arti luas, interaksi antara manusia dengan alam juga dapat dikategorikan sebagai simbiosis mutualisme, dengan syarat bahwa alam juga diuntungkan. Pada praktiknya, alam seringkali dirugikan oleh manusia. Terlebih, ditengah kondisi perekonomian yang bergerak sangat cepat, alam mendapat tekanan yang semakin besar akibat pemanfaatan yang berlebihan.
Berkaitan dengan hal tersebut, kawasan perdesaan memiliki peranan yang penting guna menyelamatkan alam. Sebab, desa adalah kawasan yang langsung berhubungan dengan alam dan sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya pada alam. Penduduk desa adalah orang yang paling rentan jika alam tempat mereka bergantung hidup mengalami kerusakan. Namun kini, modernisasi memaksa penduduk desa meninggalkan sektor agraris, sebab tidak memberikan penghasilan sebesar aktivitas ekonomi lainnya. Fenomena ini memang rumit, dimana manusia akan selalu membutuhkan alam, namun dilain sisi penduduk desa yang identik dengan ketergantungan pada alam telah banyak yang abai, apa yang sebaiknya dilakukan?
Ekowisata merupakan konsep wisata alam yang digadang-gadang mampu menjawab tantangan pelestarian alam sekaligus menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk. Ekowisata sendiri adalah wisata berbasis alam yang berkelanjutan dengan fokus pengalaman dan pendidikan tentang alam. Pada lingkup desa, ekowisata dibangun dengan berfokus pada potensi alam dan identitas budaya masyarakat. Wisata dipandang sebagai aktivitas ekonomi yang mampu membuka lapangan pekerjaan sekaligus memberikan dampak positif pada alam, terlebih lagi jika wisata yang dikelola berbasis pada upaya konservasi.

Sumber: https://twitter.com/gumpnhell/
Desa Kramat di Purbalingga adalah desa yang hampir 80% kawasannya berupa hutan. Keanekaragaman hayati dari hutan di desa ini, menghadapi ancaman kerusakan akibat pemanfaatan yang tidak bertanggung jawab. Para warga yang prihatin dengan kondisi tersebut, membentuk strategi penyelamatan hutan melalui wisata berbasis konservasi hutan. Komunitas PPA GASDA adalah kumpulan masyarakat yang menginisiasi aksi tersebut dengan dibentuknya Forum SIGOTAK (Siregol Agro Buthak). Aksi penyelamatan hutan dimulai dengan menemukenali potensi desa melalui Ekspedisi Sisik Naga. Tujuannya agar masyarakat paham dengan kekayaan lokal mereka, kemudian tumbuh rasa memiliki dan keinginan untuk melestarikan.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana cara kerja wisata berbasis konservasi hutan? apa saja yang ditawarkan dan bagaimana wisata jenis tersebut mampu menyelamatkan hutan di Desa Kramat?
Simak lebih lanjut terkait kekayaan Desa Kramat dan upaya konservasinya dalam acara Webinar Masterplandesa Seri #30 dengan tema “Pengembangan Desa Wisata Berbasis Konservasi Hutan” . (IA/SA)
Referensi:
Cahyani, Restia. 2021. Masyarakat Membumikan Konservasi. Diakses melalui https://forestation.fkt.ugm.ac.id/2021/06/06/masyarakat-membumikan-konservasi/